cover
Contact Name
Bandiyah
Contact Email
jurnaldikbud1@gmail.com
Phone
+6281288370671
Journal Mail Official
jurnaldikbud@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Sekretariat BSKAP Kemendikbud Gedung E, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telepon: (021) 57900405, Faksimile: (021) 57900405 Email: jurnaldikbud@kemdikbud.go.id; jurnaldikbud@yahoo.com
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
ISSN : 24608300     EISSN : 25284339     DOI : https://doi.org/10.24832/jpnk.v5i1.1509
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan is a peer-reviewed journal published by Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Agency for Research and Development, Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia), publish twice a year in June and December. This journal publishes research and study in the field of education and culture, such as, education management, education best practice, curriculum, education assessment, education policy, education technology, language, and archeology.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 18 No. 2 (2012)" : 10 Documents clear
Model Alternatif Ujian Akhir Rogers Pakpahan
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.74

Abstract

This paper is intended as a contribution of idea to the implementation of final examination at the education unit level. Various problems arising in the implementation of the national final examination require improvement efforts through the establishment of an independent assessment agency and anexamination material preparation model. Preparation of test materials is done in two models. The first model is the map of questions is prepared by the school/regional office of education and the question is prepared by the assessment body or the map is prepared by the assessment body while the question is prepared by the school/independent body. The second model, the questions are prepared by the assessment body or the questions are prepared by the school. At each model, the assessment body plays its role toset the score for all examinees so that the scale can be applied nationally. It is therefore the assessment body equalizes the score or grade given by the school so that the score can be used for certification, quality mapping, and enrollment. Determination of score standard is done through a series ofconsiderations with reference to the ability of the examinee. The score standard may be changed pursuant to the student’s competence achievement at every year. ABSTRAK Tulisan ini dimaksudkan sebagai sumbangan pemikiran dalam penyelenggaraan ujian akhir di tingkat satuan pendidikan. Berbagai permasalahan muncul dalam pelaksanaan ujian akhir nasional sehingga diperlukan  upaya  perbaikan  melalui  pembentukan  lembaga  penilaian mandiri  dan  model  penyiapan bahan ujian. Penyusunan bahan ujian dilakukan dalam dua model. Model pertama merupakan penyusunan kisi-kisi oleh sekolah/daerah dan soal disusun oleh lembaga penilaian atau sebaliknya kisi-kisi disusun lembaga penilaian dan soal disusun oleh sekolah atau lembaga independen. Model kedua, soal disediakan oleh lembaga penilaian atau soal disiapkan oleh sekolah. Pada setiap model lembaga penilaian berperan untuk  penetapan  skor  dari  seluruh  peserta  ujian  sehingga skala berlaku  nasional.  Untuk  itu,  lembaga penilaian menyetarakan skor atau nilai yang dikeluarkan sekolah, sehingga nilai tersebut dapat digunakan untuk sertifikasi,  pemetaan  mutu,  dan  untuk  seleksi  penerimaan  siswa  baru. Penentuan  standar  skor dilakukan melalui serangkaian pertimbangan dengan mengacu pada kemampuan peserta ujian. Standar skor setiap tahun dapat diubah sesuai dengan perkembangan pencapaian kompetensi siswa setiap tahun.
Kajian Metode Deteksi Differential Item Function (DIF) Butir Soal Ujian Nasional dengan Teori Tes Klasik Sudaryono --
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.75

Abstract

The general objective of this study is intended to explain the various methods of detecting the existence of Differential Item Function (DIF) in items of national exam with classical test theory. While the specific purpose of writing the article is intended to explain: 1) the various methods that can be used to detect the presence of DIF in items of national exam based on classical test theory, and 2) the advantages and disadvantages of each method used and find out which method is most sensitive in detecting the presence of DIF items the national exam. Problems of this study are: 1) what methods can be used to detect the presence of DIF in items based on the national exam classical test theory? 2) which method is most sensitive in detecting the presence of DIF in items such national exam based on classical test theory. The methodology used is to review literature from books, journals and study the results of research that has been done. There are many ways to detect item bias and bias test the scores achieved by the theory of classical scores, namely: single group validity, differential validity, itemdiscrimination procedure, the delta plot method, methods of standardization, Scheuneman chi-squaredapproach, Camilli chi-square approach, Mantel-Haenszel method, a standard procedure which has been developed by Dorans and Kulick, and item bias estimation method with Confirmatory factor Analysis.ABSTRAK Tujuan umum kajian ini dimaksudkan untuk menjelaskan berbagai metode pendeteksian keberadaan Differential Item Function (DIF) pada butir-butir soal ujian nasional dengan teori tes klasik. Tujuan khusus penulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan: 1) berbagai metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan DIF pada butir soal ujian nasional berdasarkan teori tes klasik (classical test theory); dan 2) kelebihan dan kekurangan masing-masing metode yang digunakan dan mengetahui metode mana yang paling sensitif dalam mendeteksi keberadaan DIF butir soal ujian nasional. Permasalahan kajian ini adalah: 1) metode apa saja yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan DIF pada butir soal ujian nasional berdasarkan teori tes klasik?; 2) metode mana yang paling sensitif dalam mendeteksi keberadaan DIF pada butir soal ujian nasional tersebut berdasarkan teori tes klasik. Metodologi yang digunakan adalah melakukan kajian pustaka dari buku-buku, jurnal-jurnal dan telaah hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Ada banyak cara untuk mendeteksi butir bias dan uji tesbias pada skor yang dicapai melalui teori skor klasik, yaitu: korelasi kelompok tunggal, korelasi diferensial, prosedur diskriminasi butir, metode plot delta, metode Standarisasi, metode Chi-square Scheuneman, metode Chi-square Camilli, metode Mantel-Haenszel, prosedur standar yang telah dikembangkan oleh Dorans dan Kulick, dan metode estimasi bias butir dengan Analisis Faktor Konfirmatori.
Implementasi Model Pembelajaran IPS Terpadu (Suatu Studi Evaluatif di Smp Kota Surakarta) Leo Agung S.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.76

Abstract

The objective of this study is: 1) to obtain information in relation to the implementation of instructional model of integrated social science at Junior Secondary School in Surakarta City; 2) to identify the inhibiting factors; and 3) to know some efforts performed by Social Science teachers to enhance their professionalism. This study is an evaluation study using qualitative-descriptive research method. This research tends to use a single case study. The subject of this research is Social Science teachers of SMP/MTs (Junior Secondary School/Islamic Junior Secondary School) in Surakarta City. The data was collected through interviews, observation, and archival records and documents. The findings showed that: 1) there were still many differences in the implementation of Social Science instruction at SMP/MTs. There were teachers who delivered Social Science in integrated way, semi integrated and partially; 2) there were many obstacles faced by the teachers, among others: (a) lack of understanding/mastery of the material outside their competency, (b) lack of knowledge and understanding of instructional models of Integrated Social Science, (c) difficulties to apply the instructional concepts of Integrated Social Science, and (d) a skeptical attitude of Social Science teachers; 3) some efforts performed by Social Science teachers to improve their professionalism, among others: (a) asking other Social Science teachers, (b) reading Social Science-related reference books, (c) attending training, socializaion, seminar, workshop, and (d) sharing experiences. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui implementasi model pembelajaran IPS Terpadu di SMP Kota Surakarta; 2) mengidentifikasi faktor-faktor penghambat, dan 3) mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru IPS dalam meningkatkan profesionalisme.Penelitian ini merupakan studi evaluasi dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Bentuk penelitian cenderung menggunakan studi kasus tunggal. Subyek penelitian, yaitu guru-guru IPS di SMP/MTs Kota Surakarta.Teknik dan alat pengumpul data yang digunakan, yaitu: wawancara, observasi, dan mencatat arsip serta dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) dalam implementasinya pembelajaran IPS di SMP/MTs masih terdapat banyak perbedaan. Ada yang melaksanakan pembelajaran IPS terpadu secara penuh, setengah terpadu, dan tidak terpadu; 2) hambatan yang dihadapi, antara lain: (a) kurang pemahaman/penguasaan terhadap materi di luar bidangnya; (b) kurangnya pengetahuan dan pemahaman model model pembelajaran IPS Terpadu; (c) kesulitan dalam menerapkan konsep pembelajaran IPS Terpadu;dan (d) sikap skeptis dari guru IPS itu sendiri; 3) upaya yang dilakukan guru IPS dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya, antara lain: (a) bertanya kepada guru IPS yang lain; (b) membaca bukubuku referensi tentang IPS; (c) mengikuti pelatihan, sosialisasi, workshop, seminar, semiloka; dan (d) berbagai (sharing) pengalaman.
Pengembangan Media Chemo-Edutainmentmelalui Software Macromedia Flash MX pada Pembelajaran IPA Kimia SMP Munir Tanrere; Sumiati Side
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.77

Abstract

The aims of this research are: 1) to produce an interactive instructional CD- Chemoedutainment that utilizes macromedia flash software for Chemistry instruction at Junior Secondary School; 2) to examine the reliability and effectiveness of learning by using interactive instructional CD-Chemoedutainment through instruction at school. The products in the first year of research are an interactive instructional CD for main material of acid, base and salt. The conclusions of the study are:1) the instructional CD media can be used well by students; and 2) the instructional CD media is effective for improving student learning outcomes.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan media pembelajaran berupa CD interaktif chemo-edutainmentyang memanfaatkan software macromedia flash dalam pembelajaran Kimia SMP; 2) menguji keterandalan dan efektivitas pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif chemoedutainment melalui pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian tahun pertama adalah CD pembelajaran interaktif untuk materi pokok asam, basa, dan garam. Kesimpulan hasil penelitian, yaitu: 1) media CD pembelajaran dapat digunakan dengan baik oleh siswa; 2) media CD pembelajaran adalah efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Analisis Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan Subijanto --
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.78

Abstract

The objective of this article is to analyze the development of implementation for entrepreneurship education at senior vocational school. The problem formulation of this article are as follow: 1) how is the condition of facilities and infrastructure for implementation of entrepreneurship education at senior vocational school?; 2) how is the model of collaboration between Senior Vocational School and business/industry?; 3) how is the management of Senior Vocational School particularly for the implementation of entrepreneurship education? The result of analysis shows that: 1) the implementation of entrepreneurship education has not yet supported by sufficient facilities and infrastructure for training/practice; 2) collaboration model for the implementation of entrepreneurship education between Senior Vocation School and business or industry has not formulated operationally; and 3) the vocational education has not yet managed optimally, particularly in term of collaboration and sharing of various learning facilities. ABSTRAK Tujuan penulisan artikel ini dimaksudkan untuk menganalisais perkembangan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di SMK. Permasalahan yang dirumuskan: 1) bagaimana kondisi sarana dan prasarana pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di SMK?; 2) bagaimana pola kerjasama yang dilakukan antara SMK dengan dunia usaha/dunia industri? 3) bagaimana pengelolaan SMK khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan? Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan belum didukung oleh sarana dan prasarana pelatihan/praktik yang memadai; 2) pola kerjasama penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan antara SMK dengan dunia usaha dan industri (DUDI) belum dirumuskan secara operasional; dan 3) penyelenggara pendidikan kejuruan belum dikelola secara optimal, khususnya dalam hal kerjasama dan sharingberbagai sarana pembelajaran.
Aplikasi Mobile Learning Fisika dengan Menggunakan Adobe Flash sebagai Media Pembelajaran Pendukung I Made Astra
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.79

Abstract

The objective of this research is to create a supporting instructional media in the form of mobile learning of main material for Senior Secondary School students. The created mobile learning was played on mobile phone that supports flash player, mainly Symbian S60 3rd-based mobile phone. The method applied in this research was research and development. The first step was limited on material of heat transfer. The trial of application was conducted to 2 specialized lecturers, 2 media experts, 2 Physics teachers of Senior Secondary School, and 44 students of Diponegoro Senior Secondary School, Jakarta. Indicators used to assess the created instructional media were appropriateness of the content to the purpose, appropriateness of instruction to the technical quality. Marks of the three indicators were above 80%, so that the created mobile learning was categorized as very good. Based on the findings, it may be concluded that the instructional media in the form of mobile learning can be used as a supporting instructional media for Senior Secondary School students to learn Physics subject. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran pendukung berbentuk mobile learning pada materi esensial untuk siswa SMA. Mobile learning yang dibuat dijalankan pada handphone yang mendukung flash player terutama berbasis symbian S60 3rd. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tahap pertama dibatasi pada materi perpindahan kalor. Uji coba aplikasi dilakukan kepada 2 orang dosen ahli materi dan 2 orang ahli media, dan 2 guru fisika SMA, serta 44 siswa SMA Diponegoro 1 Jakarta. Indikator yang digunakan untuk menilai media pembelajaran yang dibuat, yaitu kesesuaian isi dan tujuan, kesesuaian pembelajaran dan kualitas teknis . Nilai dari ketiga indikator berada di atas 80%, sehingga mobile learning yang dibuat dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbentuk mobile learning dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pendukung pada pelajaran Fisika untuk siswa SMA.
Pengelolaan Guru Pendidikan Agama dalam Konteks Desentralisasi Pendidikan Hayadin --
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.80

Abstract

The objective of this study is to describe the process of managing religious education teachers in the era of decentralization of education in Palangkaraya City, Central Kalimantan Province. This study was a case study–qualitative in nature which was conducted in 2010. The data was collected directly in Palangkaraya City using primary and secondary data sources, which is information and document from office of the Ministry of Religious Affairs, education office, and local personnel board of Palangkaraya City. To collect the data, the researcher used interview and document study with interview sheets and checklist. The data was verified through triangulation to some resource persons in relation to the one research problem in order to ensure the validity and reliability. The findings showed that: 1) recruitment of religious education teachers was also conducted by Palangkaraya local administration in order to meet the requirement of religious teachers in the city because the number of teachers appointed by the central government (cq, Ministry of Religious Affairs) is so small; 2) In the process of career development and welfare, religious education teacher is treated with the same respect as other teachers; 3) Socialpolitical conditions and the clarity of Regional Personnel Board Regulation concerning management of local personnel are other factors contributing to the management of religious education teachers in Palangkaraya City. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pengelolaan guru pendidikan agama di era desentralisasi pendidikan di Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat kualitatif yang dilakukan pada tahun 2010. Pengumpulan data dilakukan secara langsung di Kota Palangkaraya, dengan sumber data primer dan sekunder yang berasal dari data dan dokumen yang diperoleh di kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Palangkaraya. Untuk mengumpulkan data tersebut, peneliti menggunakan metode wawancara, dan studi dokumen, dengan instrumen pedoman wawancara dan cheklist kelengkapan dokumen. Proses verifikasi data melalui triangulasi kepada beberapa narasumber terhadap satu isu yang diteliti dilakukan untuk menjamin keabsahan dan kebenaran data yang diambil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) rekruitmen tenaga pendidik guru pendidikan agama di era desentralisasi turut dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Palangkaraya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan guru agama di daerah tersebut. Hal tersebut karena jumlah tenaga kependidikan yang diangkat oleh pemerintah pusat (c.q, Kementerian Agama RI) masih sangat kurang; 2) dalam proses pembinaan karir dan kesejahteraan, tenaga pendidik guru pendidikan agama mendapatkan perlakuan yang sama dengan guru lainnya; 3) kondisi sosial politik dan kejelasan Peraturan Badan Kepegawaian Daerah tentang Manajemen Pegawai Daerah merupakansalah satu faktor pendukung dari pengelolaan guru pendidikan agama di Kota Palangkaraya.
Konsep Rasa dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Sunardi --
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.81

Abstract

This article aims to discuss the concept of rasa in a wayang performance. The concept of rasa is used as the main basis in presenting and appreciating a wayang performance. Rasa is presented by the puppeteer (dalang) through the expression of the wayang performance elements, such as language, movement, and music in the unity of puppet story. There are four dominant rasa, which always emerge in every wayang performance, that is rasa regu (exalted), sedhih (sad), greget (enthusiasm), and prenes (love and humor). In a wayang performance, these rasa present in a various patterns, such as coupled opposition and cycle. The rasa has become the key concept in understanding a wayang performance. ABSTRAK Tulisan ini bertujuan membahas konsep rasa dalam pertunjukan wayang kulit purwa. Konsep rasa dipergunakan sebagai landasan utama dalam menyajikan da mengapresiasi pertunjukan wayang. Rasa dihadirkan dalang melalui ekspresi unsur-unsur pertunjukan wayang, yaitu bahasa, gerak, dan musik dalam kesatuan lakon wayang. Ada empat rasa dominan yang selalu muncul dalam pertunjukan wayang, yaitu rasa regu (agung), sedhih (sedih), dan greget (semangat), serta prenès (asmara dan humor). Dalam pertunjukan wayang, rasa hadir dalam berbagai pola, seperti: oposisi berpasangan dan siklus. Rasa menjadi konsep kunci untuk memahami pertunjukan wayang.
Bahasa Minoritas Hamap dalam Perkebunan Jagung: Tinjauan Etnolinguistik Fanny Henry Tondo
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.82

Abstract

This objective of this article is to analyze the linguistic forms used by Hamap people in a corn plantation. This qualitative study is interdisciplinary, because it combines two scientific disciplinaries,namely linguistics and anthropology (ethnolinguistics). Based on this perspective, it is found that in this modern era Hamap people still retain their original traditions. The traditions can be found in the corn plantation which is expressed by the names of plantation tools, corn and its traditional names, the process of corn plantation, and traditional songs accompanying the corn planting process. These linguistic forms implicitly describe that although Hamap language is minor and includes potential endangered language it is still used in the corn plantationABSTRAK Artikel ini mengkaji bentuk-bentuk bahasa yang digunakan oleh orang Hamap di perkebunan jagung. Studi kualitatif ini bersifat interdisipliner, karena menggabungkan dua disiplin ilmu, yaitulinguistik dan antropologi (etnolinguistik). Berdasarkan perspektif ini, ditemukan bahwa dalam era modern sekarang ini orang Hamap masih mempertahankan tradisi asli mereka. Tradisi ini dapat ditemukan pada saat penanaman jagung yang diekspresikan melalui nama-nama alat perkebunan, jagung dan bagian-bagiannya, proses penanaman jagung, dan nyanyian tradisi yang menyertai penanaman jagung. Bentuk-bentuk bahasa ini secara implisit menggambarkan bahwa meskipun tergolong minoritas dan berpotensi terancam punah, bahasa Hamap masih digunakan dalam perkebunan jagung.
Kompetensi Keahlian di SMKN 6 Pertanian Jeneponto Sulawesi Selatan Siswantari --
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 2 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i2.83

Abstract

The aims of this study is to investigate the gap between industrial needs and the competences earned at vocational school of agricultural that has been conducted at SMK 6 Jeneponto, South Sulawesi. The study was motivated by the fact that the SMK 6 alumni are suffered from unemployed. The investigation has been performed through interview with stakeholders and focused on how the competency development conducted at the school could fulfill the local industry needs. It has been found that the school lacks of competences which are required by the local partners. ABSTRAK Tujuan studi ini dimaksudkan untuk meneliti kesenjangan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha/industri (DUDI) dengan yang dihasilkan oleh SMKN 6 Jeneponto, Sulawesi Selatan. Studi dilaksanakan, karena terdorong oleh rendahnya lulusan SMK yang diserap oleh dunia kerja. Fokus studi terkait  dengan kompetensi yang perlu dikembangkan oleh SMK sesuai dengan potensi daerah dan kebutuhan DUDI. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan melalui wawancara dengan para pemangku kepentingan. Hasil studi menunjukkan bahwa SMK belum mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh mitra kerjasama lokal.

Page 1 of 1 | Total Record : 10